*Me:*
Alloh ... aku masih belum mengerti. Mengapa ada yang Engkau jadikan kekasih, ada pula yang Kau beri peran sebagai panglimanya penjahat.
*Alloh:*
Apa yang kau herankan? Bukankah Aku Sang Maha dan berhak berbuat semau-maunya?
*Me:*
Tapi Alloh, enak sekali mereka yang terpilih sebagai kekasih-Mu dan betapa tidak enaknya
mereka yang Kau pilih sebagai pendurhaka-Mu.
*Alloh:*
Hm kau pikir para pendurhaka itu menderita? Bagaimana kalau sebaliknya?
*Me:*
Apa maksud-Mu ya, Alloh? Aku tidak mengerti.
*Alloh:*
Bagaimana kalau para pendurhaka itu menikmati kedurhakaan mereka?
*Me:*
Bukankah setiap hamba rindu akan Tuhannya?
*Alloh:*
Bagaimana dengan ying yang dan bahwa setiap ciptaan-Ku di bumi ini berpasangan? Ada laki perempuan, baik buruk, bersih kotor dan seterusnya.
*Me:*
Oh, Alloh. Aku tidak bisa membayangkan ada manusia yang menikmati kemaksiatan dan dosanya.
*Alloh:*
Oh, come on. Kadang atau seringkali, kau menikmati kemaksiatan dan dosa juga, kan?
*Me:*
Tapi Alloh ... aku tidak bisa bertahan dalam kemaksiatan dan dosa. Tapi aku harus akui pula. Tidak mudah menjadi orang baik, selalu menjadi baik. Aku sering tidak sabar dan banyak tidak mengerti. Bagiku, sungguh tidak mudah menjadi orang baik. Tapi ... aku juga tidak tahan dalam maksiat dan dosa. Oh, Alloh, keadaanku mengkhawatirkan kan? Aku berada ditengah-tengah kebaikan dan keburukan. Padahal ... aku ingin berada di barisan pasukan kebaikan tapii mengapa begitu susah menjadi baik ya, Alloh?
*Alloh:*
Kau pernah membaca kisah para nabi, Muhammad saw dan juga cerita para kekasih-Ku, kan?
*Me:*
Ya, alhamdulillah. Terimakasih untuk itu, Alloh.
*Alloh:*
Berarti ... kau sudah tahu, kan? Betapa banyak perjuangan, pengorbanan bahkan penderitaan yang harus mereka alami?
*Me:*
Oh, Alloh, maafkanku. Sering kulupa itu. Aku hanya selalu ingat betapa enaknya menjadi kekasih-Mu.
*Alloh:*
Ada harga untuk segala sesuatu. Pertanyaannya adalah, bersediakah kau membayar harga untuk inginmu?
*Me:*
(Speechless. Terdiam) Mau tidak mau, kan? Bila aku berniat sungguh-sungguh untuk itu.
*Alloh:*
It's enough for today.
Alloh ... aku masih belum mengerti. Mengapa ada yang Engkau jadikan kekasih, ada pula yang Kau beri peran sebagai panglimanya penjahat.
*Alloh:*
Apa yang kau herankan? Bukankah Aku Sang Maha dan berhak berbuat semau-maunya?
*Me:*
Tapi Alloh, enak sekali mereka yang terpilih sebagai kekasih-Mu dan betapa tidak enaknya
mereka yang Kau pilih sebagai pendurhaka-Mu.
*Alloh:*
Hm kau pikir para pendurhaka itu menderita? Bagaimana kalau sebaliknya?
*Me:*
Apa maksud-Mu ya, Alloh? Aku tidak mengerti.
*Alloh:*
Bagaimana kalau para pendurhaka itu menikmati kedurhakaan mereka?
*Me:*
Bukankah setiap hamba rindu akan Tuhannya?
*Alloh:*
Bagaimana dengan ying yang dan bahwa setiap ciptaan-Ku di bumi ini berpasangan? Ada laki perempuan, baik buruk, bersih kotor dan seterusnya.
*Me:*
Oh, Alloh. Aku tidak bisa membayangkan ada manusia yang menikmati kemaksiatan dan dosanya.
*Alloh:*
Oh, come on. Kadang atau seringkali, kau menikmati kemaksiatan dan dosa juga, kan?
*Me:*
Tapi Alloh ... aku tidak bisa bertahan dalam kemaksiatan dan dosa. Tapi aku harus akui pula. Tidak mudah menjadi orang baik, selalu menjadi baik. Aku sering tidak sabar dan banyak tidak mengerti. Bagiku, sungguh tidak mudah menjadi orang baik. Tapi ... aku juga tidak tahan dalam maksiat dan dosa. Oh, Alloh, keadaanku mengkhawatirkan kan? Aku berada ditengah-tengah kebaikan dan keburukan. Padahal ... aku ingin berada di barisan pasukan kebaikan tapii mengapa begitu susah menjadi baik ya, Alloh?
*Alloh:*
Kau pernah membaca kisah para nabi, Muhammad saw dan juga cerita para kekasih-Ku, kan?
*Me:*
Ya, alhamdulillah. Terimakasih untuk itu, Alloh.
*Alloh:*
Berarti ... kau sudah tahu, kan? Betapa banyak perjuangan, pengorbanan bahkan penderitaan yang harus mereka alami?
*Me:*
Oh, Alloh, maafkanku. Sering kulupa itu. Aku hanya selalu ingat betapa enaknya menjadi kekasih-Mu.
*Alloh:*
Ada harga untuk segala sesuatu. Pertanyaannya adalah, bersediakah kau membayar harga untuk inginmu?
*Me:*
(Speechless. Terdiam) Mau tidak mau, kan? Bila aku berniat sungguh-sungguh untuk itu.
*Alloh:*
It's enough for today.
Komentar
Posting Komentar