Sumber: FB Penebar Manfaat
Tidak pernah terpikirkan sebelumya kalau Kak Zulfikar akan sampai di titik seperti sekarang.
Terlahir dalam kondisi kurang sempurna, Kak Muhammad Zulfikar Rakhmat harus menjalani hari-hari yang menyakitkan selama di sekolah dasar.
Ia tidak diterima di sekolah umum karena ia menderita Asphyxia Neonatal, yakni kelainan pada syaraf yang menyebabkan ia tidak bisa bicara normal dan menulis.
Saat itu, ada 1 sekolah yang akhirnya menerimanya. Namun, karena kondisinya, ia jadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya.
Tiap datang ke sekolah, yang ia pikirkan adalah caranya agar selambat mungkin sampai sekolah dan secepat mungkin sampai rumah.
Jahitan demi jahitan di kepala akibat benturan bertambah tiap harinya.
Namun, cerita pedih di masa lalu itu yang menempanya menjadi sosok kuat seperti sekarang.
Lulus SMP, Kak Zulfikar dan keluarga pindah ke Qatar. Di sana, ia merasa lebih dihargai dan mendapat banyak dukungan dari temannya.
Saat kelulusan, Kak Zulfikar mendapatkan nilai terbaik dan lolos kuliah di Qatar University dengan beasiswa!
Saat itulah turning point di hidup Kak Zulfikar. Inilah saatnya Kak Zulfikar merealisasikan harapannya untuk membantu orang-orang di sekitar.
Tuhan selalu memberikan kesempurnaan, katanya.
Kak Zulfikar berhasil mendapat nilai terbaik saat kelulusan. Bahkan ia mendapat perhatian langsung dari dunia internasional dan penghargaan langsung dari Raja Qatar!
Di usia 23 tahun, Kak Zulfikar telah menulis lebih dari 100 artikel yang tersebar di sejumlah media internasional. Ia juga kerap jadi pembicara untuk memperjuangkan hak kaum difabel.
Di usia 26, Kak Zulfikar berhasil mendapatkan gelar doktor bidang politik di University of Manchester dan menjadi pengajar di salah satu perguruan tinggi di Jogja!
Kak Zulfikar juga aktif memperjuangkan hak kaum-kaum difabel, salah satunya dengan dengan mendirikan Sekolahbilitas.
Cr : @inspirasolution #inspirasi #SiPenebarManfaat #bermanfaat
NB:
Judul kreasi Dewi
Tidak pernah terpikirkan sebelumya kalau Kak Zulfikar akan sampai di titik seperti sekarang.
Terlahir dalam kondisi kurang sempurna, Kak Muhammad Zulfikar Rakhmat harus menjalani hari-hari yang menyakitkan selama di sekolah dasar.
Ia tidak diterima di sekolah umum karena ia menderita Asphyxia Neonatal, yakni kelainan pada syaraf yang menyebabkan ia tidak bisa bicara normal dan menulis.
Saat itu, ada 1 sekolah yang akhirnya menerimanya. Namun, karena kondisinya, ia jadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya.
Tiap datang ke sekolah, yang ia pikirkan adalah caranya agar selambat mungkin sampai sekolah dan secepat mungkin sampai rumah.
Jahitan demi jahitan di kepala akibat benturan bertambah tiap harinya.
Namun, cerita pedih di masa lalu itu yang menempanya menjadi sosok kuat seperti sekarang.
Lulus SMP, Kak Zulfikar dan keluarga pindah ke Qatar. Di sana, ia merasa lebih dihargai dan mendapat banyak dukungan dari temannya.
Saat kelulusan, Kak Zulfikar mendapatkan nilai terbaik dan lolos kuliah di Qatar University dengan beasiswa!
Saat itulah turning point di hidup Kak Zulfikar. Inilah saatnya Kak Zulfikar merealisasikan harapannya untuk membantu orang-orang di sekitar.
Tuhan selalu memberikan kesempurnaan, katanya.
Kak Zulfikar berhasil mendapat nilai terbaik saat kelulusan. Bahkan ia mendapat perhatian langsung dari dunia internasional dan penghargaan langsung dari Raja Qatar!
Di usia 23 tahun, Kak Zulfikar telah menulis lebih dari 100 artikel yang tersebar di sejumlah media internasional. Ia juga kerap jadi pembicara untuk memperjuangkan hak kaum difabel.
Di usia 26, Kak Zulfikar berhasil mendapatkan gelar doktor bidang politik di University of Manchester dan menjadi pengajar di salah satu perguruan tinggi di Jogja!
Kak Zulfikar juga aktif memperjuangkan hak kaum-kaum difabel, salah satunya dengan dengan mendirikan Sekolahbilitas.
Cr : @inspirasolution #inspirasi #SiPenebarManfaat #bermanfaat
NB:
Judul kreasi Dewi
Komentar
Posting Komentar