Secuil Pahamku: strata sosial surga part 1

 

Ternyata, aku baru sadar. Masih begitu banyak hal yang tidak kutahu.

Begitu banyaknya sehingga kalau Allah mengibaratkan setetes air di tangan adalah nikmat dunia sementara seember air atau bahkan air di lautan adalah kenikmatan akherat, maka itulah tahuku, setetes air di jari tangan.

Sangat sedikit dibanding jumlah air seember. Sangat sangat sedikit dibanding air selautan.

Begitu juga tahuku tentang surga. Setiap kata surga terucap, yang terbayang di benak adalah nikmatnya dilayani berikut asyiknya ketika setiap ingin terpenuhi.

Surga adalah juga keindahan, keteduhan, keluasan, hijau yang menyejukkan. Tidak ada yang kotor dan tidak suci.

Semuanya indah, menyenangkan mata dan hati.

Aku tidak, kurang berpikir akan seperti apakah kehidupan di surga.

Bayanganku selama ini. Hanya ada raja dan ratu penghuni istana-istana surga. Sudah.

Jadi, surga adalah kumpulan istana dengan raja ratu di dalamnya.

Aku tidak benar-benar paham bahwa ada struktur sosial juga di surga, ternyata.

Hadisnya sudah lebih sekali kudengar.

Namun baru sekarang kusadar, bahwa hadis tersebut ajarkan kita tentang sturuktur masyarakat surga.

Nabi saw bersabda bahwa cucu-cucu beliau akan menjadi pemimpin para pemuda di surga. Begitu juga istri-istri beliau, adalah pemimpin para wanita surga.

Kalau ada pemimpin, mestinya, normalnya ada yang dipimpinkan?

Di dunia, pemimpin seolah berkedudukan lebih tinggi dan terhormat dari yang dipimpinnya.

Meski sekarang aku sadar, bahwa derajat manusia, tinggi rendahnya tidak dinilai dari kedudukan dan fungsinya di dunia.

Selain takwa –yang hanya Allah yang benar-benar tahu siapa yang sejatinya takwa pada-Nya—aku kira, kerelaan, keridhoan kita menerima diri kita apa adanya, kelebihan kelemahan termasuk ketidak punyaan minat bakat memimpin misalnya adalah poin krusial dan penting.

Bagaimana Iblis menerima takdirnya sebagai musuh kekasih Allah misalnya. Itu poin yang patut dijadikan catatan.

Seperti apa yang pernah terucap dalam sebuah film.

”Biar aku masuk neraka agar kau masuk surga.”

Iblis rela dimusuhi karena kehidupan di dunia –yang notabene ciptaan Allah, skenario dan keinginan Allah-- butuh keseimbangan, yinyang agar bisa berjalan. Ada baik, buruk, benar salah, nabi dan iblis.

Itulah yang Iblis katakan kepada Nabi saw saat beliau saw tawarkan bantuan untuk meminta maaf dan ampunan Allah.

“Hai, Muhammad. Kau adalah pemimpin mereka yang taat pada Allah. Sementara aku adalah pemimpin mereka yang ingkar pada-Nya.”

Wallahu’alam.

Yogya, Selasa, 04 Januari 2022 pkl 11.56 WIB

Image by Gordon Johnson from Pixabay , https://pixabay.com/vectors/social-media-connections-networking-3846597/, https://pixabay.com/users/gdj-1086657/

 


Komentar