Image by Free-Photos from Pixabay
Sumber cerita: grup WA, alm Pak Bambang Ucok
Seorang teman di Saudi Arabia
memiliki tetangga yang tak pernah shalat dan puasa. Suatu hari, teman ini
bermimpi kedatangan lelaki. Dalam mimpinya itu, lelaki tadi memintanya agar
mengajak si tetangga yang tak pernah shalat umroh. Ia kaget oleh mimpinya namun
tak dihiraukan. Anehnya mimpi yang sama terulang. Ia mendatangi seorang ustadz
untuk bertanya tentang mimpi tersebut. Sang ustadz berujar bahwa jika mimpi
terulang lagi, ia musti merealisasikan mimpinya. Benar saja, ia bermimpi lagi.
Ia
pun mengunjungi tetangga untuk menawarkannya umroh bersama.
“Bagaimana
aku umroh sementara aku tak pernah shalat?”
“Tenang
saja. Aku akan mengajarkanmu shalat.” Ia pun mengajarkan dan sang tetangga
mengerjakan shalat.
“Baik,
aku sudah siap. Mari berangkat. Tapi ... bagaimana aku umroh sementara aku
tak tahu caranya.”
“Nanti
di mobil kuajari.” Keduanya dengan senang hati berangkat ibadah umroh dengan
mengendarai mobil. Setelah tiba di Mekah, mereka melakukan tuntunan yang
disyariatkan. Selesailah proses ibadah umroh, dari mulai thawaf, sa’i hingga
tahalul. Keduanya akan kembali pulang.
“Sebelum
pulang, adakah engkau ingin melakukan sebuah amal yang engkau anggap penting?”
Si tetangga ditanya.
“Iya.
Aku ingin shalat sunnah dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.” Sang tetangga
pun shalat. Kemudian terjadilah hal yang menakjubkan. Si tetangga meninggal
dalam keadaan bersujud. Lelaki yang membawanya kaget dan tersentak.
Akhirnya
jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya. Si teman bertanya dalam hati,
bagaimana mungkin lelaki yang tak pernah shalat dan puasa, meninggal saat umroh
dalam keadaan sujud? Dia mendapat anugerah Alloh
berupa husnul khotimah bahkan mati sebagai syahid fii sabilillah??? Ia berpikir
pastilah ada amal spesial dan rahasia yang dilakukan sang tetangga. Kepada
istri almarhum, si teman bertanya tentang ini.
Sang
istri sembari menangis menjawab, ”Kami memiliki tetangga seorang wanita tua
renta. Suamiku begitu mengasihi dan menyayanginya. Suamiku selalu membuatkan
sendiri sarapan, makan siang dan malam lalu mengantarkannya kepada wanita tua
itu. Wanita itu kerapkali mendoakan husnul khotimah untuk suamiku. ....”
Komentar
Posting Komentar