sumber foto: pixabay
Ada seorang pria, Pak Tono namanya. Ia bekerja sebagai penjaga sekolah ternama. Pak Tono ini buta huruf tapi ... sangat rajin bersih-bersih dan ramah terhadap semua murid baik yang SD, SMP sampai yang SMA. Bahkan dengan para orangtua murid TK yang biasa menunggu di sekolah Pak Tono selalu menyapa santun. Sudah lebih dari 30 tahun ia bekerja di sekolah itu.
Suatu hari, kepala sekolah diganti dan menerapkan aturan baru. Semua pekerja harus bisa membaca dan menulis. Maka Pak Tono penjaga yang buta huruf pun terpaksa tidak bisa bekerja lagi. Awalnya Pak Tono sangat sedih. Ia tidak berani langsung pulang ke rumah memberitahu istrinya. Pak Tono duduk termenung di depan gudang kosong samping sekolah, bekas kios yang ditinggal mati pemiliknya sambil berdoa dan menangis.
Tiba-tiba muncullah ide membuka kios jajan di bekas kios kosong itu. Tidak disangka-sangka, anak pemilik kios datang dan melihat Pak Tono di depan kios. Pak Tono memberanikan diri menyampaikan keinginannya menyewa dan merawat kios kosong tersebut sambil dipakai jualan jajan. Anak pemilik kios dengan senang hati mengizinkan Pak Tono menempati kios kosong tersebut ... bahkan diberikan dengan harga sewa cukup murah karena kenal dengan Pak Tono.
Kemudian Pak Tono mulai membersihkan dan mengecat ulang kios. Mulailah kios jajanan dibuka. Tak disangka-sangka, kios jajanan itu sangat diminati murid-murid dan para orangtua murid yang memang sudah kenal dengan Pak Tono. Pak Tono pun melayani dengan baik, sepenuh hati.
Tak berapa lama ... kios jajan Pak Tono semakin ramai dan banyak produsen jajanan yang menitipkan jajanannya di kios tersebut. Akhirnya dari satu kios, Pak Tono membuka di tempat lain sampai mempunyai beberapa kios yang meneyediakan aneka jajanan. Kini Pak Tono menjadi seorang pengusaha yang sukses dan kaya.
Suatu hari Pak Tono pergi ke bank untuk membuka rekening. Namun karena buta huruf, tidak bisa mengisi formulir dan karyawan bank membantunya. “Wah, Bapak tidak bisa menulis saja bisa mempunyai uang sebanyak ini, apalagi kalau bisa membaca dan menulis, pasti lebih kaya lagi.” Karyawan bank berkomentar.
Dengan tersenyum Pak Tono menjawab,”Kalau saya bisa membaca dan menulis, saya pasti masih menjadi penjaga sekolah.”
(dari alm Pak Bambang, grup WA Paguyupan Al Barokah)

Komentar
Posting Komentar