Perdana Menteri Polandia dan Presiden Amerika Serikat


 

Image by jswerd from Pixabay 

Sumber cerita: http://amazingreallifeinfo.blogspot.co.id/2014/03/a-time-of-need-story-of-herbert-hoover.html?m=1, sharing Prof. Asep Saefudin dari Eyang Astuti, grup WA

Kisah ini terjadi pada tahun 1892 di Stanford University. Pesan moralnya masih relevan hingga saat ini.

Ada seorang yatim piatu dan tidak tahu kemana harus mendapat uang. Akhirnya ia mendapat ide cemerlang. Bersama seorang teman, ia memutuskan menggelar konser musik di kampus guna mengumpulkan uang untuk biaya pendidikan mereka. Konser itu mereka adakan dengan mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewski. Manajer sang pianis meminta biaya $ 2000 untuk konser piano. Kesepakatan pun terjadi. Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses.

Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University. Sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target. Total tiket yang terjual hanya $ 1,600. Keduanya kecewa. Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan yang terjadi. Mereka memberikan seluruh uang $ 1,600 ditambah cek sebesar $ 400. Kedua mahasiswa tersebut berjanji melunasi cek secepatnya.

“Tidak,” kata Paderewski. “Aku tidak dapat menerima.” Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kepada kedua mahasiswa. “Ini uang $1,600 ambillah. Gunakan untuk biaya kuliah kalian. Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu dibayar!”

Kedua mahasiswa terkejut dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Bagi Paderewski, yang dilakukannya adalah tindakan kebaikan kecil. Tapi jelas itu menunjukkan bahwa Paderewski seorang manusia besar. Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa yang bahkan tidak dikenalnya sama sekali?

Kita semua sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita. Kebanyakan berpikir, “Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?”

Kalau seseorang benar-benar baik dan bijak, ia akan berpikir, “Jika saya tidak membantu, apa yang akan terjadi dengan mereka?”

Orang-orang yang baik dan bijak tidak akan melakukan dengan mengharap balasan. Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yang benar yang harus dilakukan.

Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia. Dia seorang pemimpin besar. Sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan. Ada lebih 1,5 juta orang kelaparan di negaranya dan tidak ada uang untuk memberi makan mereka. Paderewski tidak tahu kemana harus berpaling untuk minta bantuan. Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS. 

Presiden AS saat itu, Herbert Hoover setuju membantu dan cepat mengirim berton-ton bahan makanan bagi rakyat Polandia yang kelaparan. Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari. Paderewski lega. Dia memutuskan pergi bertemu dengan Hoover secara pribadi untuk berterima kasih.

Ketika Paderewski mengucapkan terima kasih kepada Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata, “Anda tidak harus berterima kasih kepada saya, Pak Perdana Menteri. Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya salah satu dari mereka ....”

Dunia adalah tempat indah. Apa yang terjadi di sekitar kita datang dari apa yang telah kita lakukan. Jangan pernah menghitung dan mengharapkan balas budi. Kita tidak perlu tahu dari mana dan dengan cara apa balasan itu akan dating kepada kita.

Komentar