Sumber Foto: Image by Gerd Altmann from Pixabay
Tuhan
aku tidak tahu kenapa negeriku,
penuh
amarah dan rasa benci
Lihat
saja medsos mereka
Begitu
mudah cacian, hinaan itu terlontar ke akun orang,
yang
bahkan mereka sebenarnya tidak kenal
Penghakiman
terjadi,
hampir
setiap hari
Apa
yang kusaksikan sekarang ini,
sungguh
ngeri
Begitu
mudah orang tersinggung,
membenci
atau luapkan marah,
emosi
tanpa pikir lagi
Inikah
yang terjadi saat akal tak lagi jadi kendali?
Nurani
hampir tak ada lagi?
Semua
hanya berpikir tentang untung diri sendiri
Pemuasan
napsu pribadi
Tuhan,
hari ini kubaca tentang satu negara sosialis
dengan
rekor negara pendidikan terbaik
dan
rakyat bahagia sedunia
yang
dicapainya hingga kini
Semua
rakyatnya diberinya kunci,
jemput
masa depan dengan berani
Pendidikan
adalah investasi dan modal terbesar yang dimiliki
kebahagiaan
murid, guru dan rakyat fokus tertinggi
kerja
sama, kolaborasi, saling percaya dan menghormati
sikap
dasar tersendiri
Aku
kemudian sadari
Salah
negeri ini jadikan pendidikan sebagai komoditi
seperti
semua hal lain dalam bangsa ini
Bahkan
kematian pun,
jadi
bisnis tersendiri
Melayani
dan membantu orang,
peluang
untung besar yang takkan dilewati
Tuhan,
ternyata kreativitas
bisa
jadi tak terpuji
Aku
sedih dan ngeri
Pandemi
hanya memperparah sakit ini,
ia
bukan wabah sejati
Aku
tertawa pelan dalam hati
Aku
pun termasuk
Mereka
dengan sakit menular akut ini
Tuhan,
tolong kami
Yogya,
Kamis, 29 Juli 21 pkl 21.13 WIB
Komentar
Posting Komentar