Lima Belas Menit



 

Case One

Aku menikmati makan siangku sembari melihat tivi, satu kebiasaan favorit. Tak lama berselang, iklan lewat. Aku selalu tidak suka bila hanya melihat iklan. Remote yang sedang ngadat memaksaku bangkit dari duduk dan memencet tombol pindah saluran.

Aih, saluran lain yang kusuka juga sedang tayangkan iklan. Kali ini ide iseng melintas di benak. Sebenarnya ada berapa jumlah iklan setiap jeda acara, itu tanya yang ada di pikiran. Akhirnya, siang itu aku sabarkan diri menghitung iklan yang ada.

Gila bisa kurang lebih lima belas iklan melintas selama kurang lebih lima belas menit. Dari sekian iklan itu, hanya satu dua yang kusuka karena mengandung pesan positif selain keinginan dibeli pemirsa. Aku temukan juga satu iklan tayang dua tiga dalam sekali jeda. Apa yang kudapat dari iklan itu? Promosi barang tentu saja. Info produk yang jelas. Aku harus puas dengan itu.

Case two

Aku melihat-lihat channel youtube untuk kemudian memilih salah satu. Kusimak apa yang ada didalamnya. Konten yang kupilih biasanya berdurasi lima belas menit, kadang lebih kadang kurang. Pokoknya tidak ada yang durasinya panjang semisal 46 menit atau satu jam.

Heranku adalah, dari durasi tidak lebih lima belas menit ini, aku dapat semangat dan motivasi. Aku jadi tahu sisi lain seorang motivator popular negeri ini. Bagaimana ia pernah alami masa sulit dan lampauinya. Hati terhibur saat nara sumber dan pemilik konten bernyanyi bersama, no jaim, gila-gilaan karena lebih dari satu lagu meski tidak utuh.

Setiap kalimat dari sang motivator terasa dalam dan mengena di hati. Aku jadi merasa, betapa tidak ada artinya lima belas menitku melihat iklan tivi dengan lima belas menitku tonton konten youtube yang bermanfaat.

Yogya, Senin, 09 Agustus 21 pkl 11.59 WIB

Foto: Image by Steve Buissinne from Pixabay https://pixabay.com/photos/hourglass-clock-time-deadline-hour-1703330/


Komentar